Selasa, 12 Agustus 2014




orang sholeh:
Syaikhona Kholil. Seorang ulama’ besar yang diyakini termasuk waliyullah di Tanah Madura. Karomah-karomah beliau yang begitu magic dan amazing, mungkin membuat kita geleng-geleng tidak percaya. Namun inilah Kuasa Allah kepada hambanya yang ahli ibadah dan alim nan kaya akan ilmu. Salah satu karomah beliau yang menakjubkan pula ialah saat beliau ke Makkah naik *Kerocok.
Begini ceritanya. Suatu sore di pesisir pantai Bangkalan, Kiai Kholil hanya ditemani oleh Kiai Syamsul Arifin, salah satu muridnya yang juga sahabatnya. Beliau-beliau ini sedang berbincang-bincang tentang pengembangan pesantren dan persoalan umat Islam di daerah Madura.
Persoalan demi persoalan dibicarakan, dan tidak terasa matahari sudah hampir tenggelam. Sedangkan kiai Kholil dan sahabatnya tersebut belum sholat Ashar.
“Kita belum sholat Ashar Kiai,” kata Kiai Syamsul Arifin.
“Astaghfirullah…”, Kata Kiai Kholil menyadari kekhilafannya.
Dan kiai Syamsul berkata bahwa saat itu waktu sudah hampir habis dan tidak mungkin bisa melakukan sholat Ashar secara sempurna. Kiai Kholil-pun menjawab agar Kiai Syamsul mencari Kerocok. Kiai Syamsul tentu heran, untuk apa Kerocok itu, dan bertanyalah beliau kepada Kiai Kholil. Kiai Kholil hanya menjawab dengan tersenyum,
“Ya kita pakai ke Mekkah”,
Setelah mendapat kerocok, kiai Kholil naik ke atasnya dan diikuti oleh Kiai Syamsul. Beberapa saat Kiai Kholil menatap ke arah barat. Dan tiba-tiba kerocok yang dinaikki beliau melesat sangat cepat dan sulit diikuti pandangan mata. Sesampainya di Mekkah, adzan Sholat Ashar baru saja dikumandangkan. Setelah mengambil air wudhu, dua kiai besar ini segera menuju shof pertama Sholat Ashar berjamaah di Masjidil Haram.
Subhanallah!. Sebuah karomah yang mungkin kita tidak pernah menyangkanya bukan? Beliau bukan nabi dan tidak hidup di jamannya nabi. Tapi beliau memiliki karomah yang luar biasa. Ada beberapa hikmah dari salah satu karomah beliau tersebut. Mungkin iya, manusia tempat bersemayamnya salah dan lupa, tapi sebaik-baiknya orang yang bersalah ialah ia yang bertaubat. Yang kita lihat bukan salah atau lupanya, tapi bagaimana menyikapi kesalahan atau kelupaan tersebut. Syaikhonan Kholil mungkin pernah berbuat salah, tapi beliau juga mengajarkan bagaimana menyikapi yang benar. Kita jangan sampai telambat menyikapi kesalahan, yang terkadang kita malah membenarkan kesalahan tersebut.Barakallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar