Selasa, 12 Agustus 2014


Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari Nahdlatul Ulama:

Maka berilah kabar gembira hamba-hambaKu yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baik darinya. Merekalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. az-Zumar ayat 17-18).
“Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah yang tak beranakkan seorang anakpun, tak mempunyai sekutu penolong karena ketidakmampuan. Dan agungkanlah seagung-agungnya.” (QS. al-Kahfi ayat 111).
“Dan sesungguhnya inilah jalanKu (agamaKu) yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan ikuti berbagai jalan (yang lain) nanti akan mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Demikianlah Allah memerintahkan agar kamu semua bertaqwa.” (QS. al-An’am ayat 153).
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berselisih dalam suatu perkara, maka kembalikanlah perkara itu kepada Allah dan Rasul kalau kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih bagus dan lebih baik kesudahannya.” (QS. an-Nisa’ ayat 59).
“Maka orang-orang yang beriman kepadaNya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. al-A’raf ayat 157).
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) berdo’a: Ya Tuhan ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr ayat 10).
“Wahai manusia, sesungguhnya Aku telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah diantara kamu semua.” (QS. al-Hujurat ayat 13).
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah Ulama.” (QS. al-Fathir ayat 58)
“Diantara orang-orang yang mukmin ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah, lalu diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada yang menunggu, mereka sama sekali tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab ayat 23).
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. at-Taubah ayat 119).
“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu.” (QS. Luqman ayat 15).
“Maka bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Anbiya’ ayat 7).
“Adapun orang-orang yang dalam hati mereka terdapat kecenderungan menyeleweng, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Sedangkan orang-orang yang mendalam ilmunya mereka mengatakan: “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat itu, semuanya dari sisi Tuhan kami.” Dan orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (dari padanya).” (QS. Ali Imron ayat 7).
“Barangsiapa menentang Rasul setelah petunjuk jelas padanya dan dia mengikuti selain ajaran-ajaran orang mukmin, maka Aku biarkan ia menguasai kesesatan yang telah dikuasainya (terus bergelimang dalam kesesatan) dan Aku masukkan ke neraka jahanam. Dan neraka jahanan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisa’ ayat 115).
“Takutlah kamu semua akan fitnah yang benar-benar tidak hanya khusus menimpa orang-orang dzalim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat dahsyat siksaNya.” (QS. al-Anfal ayat 25).
“Janganlah kamu bersandar kepada orang-orang dzalim, maka kamu akan disentuh api neraka.” (QS. al-Hud ayat 113).
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, di atasnya berdiri Malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (QS. at-Tahrim ayat 6).
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang mengatakan: “Kami mendengar”, padahal mereka tidak mendengar.” (QS. al-Anfal ayat 21).
“Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk melata, menurut Allah, ialah mereka yang tuli (tidak mau mendengar kebenaran) dan bisu (tidak mau bertanya dan menuturkan kebenaran) yang tidak berpikir.” (QS. al-Anfal ayat 22).
“Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran ayat 104).
“Dan saling tolong menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa; janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat dahsyat siksaNya.” (QS. al-Maidah ayat 2).
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta berjaga-jagalah (menghadapi serangan musuh di perbatasan). Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran ayat 200).
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan jangan kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan lalu Allah merukunkan antara hati-hati kamu, kemudian kamu pun (karena nikmatnya) menjadi orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran ayat 103).
“Dan janganlah kamu saling bertengkar, nanti kamu jadi gentar dan hilang kekuatanmu dan tabahlah kamu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang tabah.” (QS. al-Anfal ayat 46).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu dirahmati.” (QS. al-Hujurat ayat 10).
“Kalau mereka melakukan apa yang dinasehatkan kepada mereka, niscaya akan lebih baik bagi mereka dan memperkokoh (iman mereka). Dan kalau memang demikian, niscaya Aku anugerahkan kepada mereka pahala yang agung dan Aku tunjukkan mereka jalan yang lurus.” (QS. an-Nisa’ ayat 66-68).
“Dan orang-orang yang berjihad dalam (mencari) keridhaanku, pasti Aku tunjukkan mereka jalanKu, sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Ankabut ayat 69).
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah dengan penuh penghormatan.” (QS. al-Ahzab ayat 56). “… Dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka (Muhajirin dan Anshar) dengan baik, Allah ridla kepada mereka.”
Amma Ba’du. Sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorangpun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak. Rasulullah Saw. benar-benar telah bersabda:
“Yad Allah bersama jama’ah. Apabila diantara jama’ah itu ada yang memencil sendiri, maka syaitan pun akan menerkamnya seperti halnya serigala menerkam kambing. Allah ridha pada kamu tiga hal dan tidak suka tiga hal. Allah ridha kamu menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun; Kamu semua berpegang teguh kepada tali (agama) Allah seluruhnya dan jangan bercerai-berai; dan Kamu saling memperbaiki dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu. Dan Allah membenci bagi kamu, saling membantah, banyak tanya dan menyia-nyiakan harta benda. Jangan kamu saling dengki, saling menjerumuskan, saling bermusuhan, saling membenci dan jangan sebagian kamu menjual atas kerugian jualan sebagian yang lain dan jadilah kamu, hamba-hamba Allah, bersaudara.” (H.R. Muslim).
Dikatakan dalam sebuah syair: “Suatu ummat bagai jasad yang satu. Orang-orangnya ibarat anggota-anggota tubuhnya. Setiap anggota punya tugas dan perannya.”
Seperti dimaklumi, manusia mesti bermasyarakat, bercampur dengan yang lain; sebab tidak mungkin seorangpun sendirian dalam memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Dia mau tidak mau dipaksa bermasyarakat, berkumpul yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak keburukan dan ancaman bahaya daripadanya. Karena itu, persatuan, ikatan batin satu dengan yang lain, saling bantu menangani satu perkara dan seiya-sekata adalah merupakan penyebab kebahagiaan yang terpenting dan faktor paling kuat bagi menciptakan persaudaraan dan kasih sayang.
Berapa banyak negara-negara yang menjadi makmur, hamba-hamba menjadi pemimpin yang berkuasa, pembangunan jalan-jalan menjadi lancar, perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat-manfaat lain dari hasil persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan sebab dan sarana paling ampuh.
Rasulullah Saw. telah mempersaudarakan sahabat-sahabatnya sehingga mereka (saling kasih, saling menyayangi dan saling menjaga hubungan), tidak ubahnya satu jasad; apabila salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, seluruh jasad ikut merasa demam dan tidak dapat tidur.
Itulah sebabnya mereka menang atas musuh mereka, kendati jumlah mereka sedikit. Mereka tundukkan raja-raja. Mereka taklukkan negeri-negeri. Mereka buka kota-kota. Mereka bentangkan payung-payung kemakmuran. Mereka bangun kerajaan-kerajaan. Dan mereka lancarkan jalan-jalan.
Firman Allah dalam al-Qur’an: “Dan Aku telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.” (QS. al-Kahfi ayat 84).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar