Abuya Dimyati:
beliau lahir
sekitar tahun 1925 anak pasangan dari H.Amin dan Hj.Ruqayah. Sejak kecil
Buya Dimyati sudah menampakan kecerdasannya dan keshalihannya, beliau
belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari Pon-pes
Cadasari, kadupeseng Pandeglang,ke Plamunan hingga ke Pleret Cirebon.
Buya Dimyati sosok ulama yang cukup
sempurna dalam menjalankan perintah agama, beliau bukan saja mengajarkan
dalam ilmu syari’ah tapi juga menjalankan kehidupan dengan metode
bertashauf, tarekat yang di anutnya tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah.
Maka wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh
tawadhu’,istiqomah ,zuhud dan ikhlas. Banyak dari beberapa pihak maupun
wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu
di tolak dengan halus oleh Buya Dimyati begitupun ketika beliau di beri
sumbangan oleh para pejabat beliau selalu menolak dan mengembalikan
sumbangan tersebut, hal ini pernah dialami ketika Buya Dimyati di beri
sumbangan Oleh Mba Tutut ( Anak Mantan presiden Soeharto) sebesar 1
milyar beliau mengembalikannya.
Buya Dimyati merintis pesantren di desa
Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965 beliau banyak melahirkan
ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin ja”far assegaf yang sekarang
memimpin Majlis Nurul Musthofa di Jakarta dan masih banyaklagi
murid-murid beliau yang mendirikan pesantren.
Tanggal 3 october 2003 tepat hari jum’at
dini hari Kh.Muhammad Dimyati dipanggil oleh Alloh SWt
keharibaannya.Banten telah kehilangan sosok ulama yang karismatik dan
tawadhu’yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai
nasihatnya bukan hanya dari masyarakat Banten saja tapi juga umat islam
pada umumnya.Beliau di maqomkan tak jauh dari rumahnya di Cidahu
Pandeglang hingga kini maqom tersebut selalu ramai dikunjungi oleh para
peziarah dari berbagai daerah di tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar